Bermain tentu saja merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan bagi anak-anak. Di samping mengisi waktu luang, bermain dapat memberikan relaksasi dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Kegiatan bermain apa saja yang tepat dilakukan anak dan seperti apa pengaruh positifnya?
Dunia anak dan bermain memang tak dapat dipisahkan. Keduanya saling mengisi dan berkesinambungan untuk memberikan pengaruh positif bagi perkembangan anak. Hal ini tentu saja dikarenakan melalui kegiatan bermain anak dapat belajar banyak hal dimulai dari perkembangan kognitif, sosial, komunikasi bahasa, disiplin dan motorik. Bermain merupakan tahap awal dari proses belajar pada anak yang dialami hampir semua orang. Jadi kegiatan bermain bisa menjadi salah satu sarana untuk mempelajari sesuatu hal baru yang menarik sekaligus menantang.
Aspek Bermain. Menurut Fabiola Setiawan, M.Psi, psikolog anak dari Klinik Terpadu Universitas Indonesia, pentingnya kegiatan bermain karena didukung beberapa aspek di antaranya:
Aspek Kognitif. Dengan bermain akan memberikan pengetahuan yang luas dan daya nalar anak sehingga anak dapat menyelesaikan masalah atau solusi, menumbuhkan kreativitas, kemampuan berbahasa dan dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan daya ingat anak.
Aspek Fisik. Kebutuhan bergerak anak akan terfasilitasi dengan optimal. Salah satunya dengan melakukan permainan yang melibatkan gerakan motorik. Selain itu, kegiatan fisik akan membuat tubuh anak bergerak dan semakin sehat.
Aspek Sosial. Dalam aktivitas bermain anak dapat diajarkan untuk berbagi dan menunggu giliran. Bermain dapat membantu anak untuk saling mengenal temannya satu sama lain. Masalah atau konflik yang terjadi di dalam pertemanan dapat dijadikan peluang untuk mengembangkan kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah sederhana.
Aspek Perkembangan Bahasa. Kegiatan bermain akan memberikan kesempatan yang luas bagi anak untuk mengembangkan kosa kata dan kemampuan komunikasi.
Aspek Emosi dan Kepribadian. Melalui kegiatan bermain anak akan lebih santai. Anak dapat melepaskan ketegangan yang dialaminya dan belajar tentang rasa percaya diri, membangun konsep diri yang positif dan kepekaan terhadap orang lain.
Jenis Kegiatan Bermain. Ada banyak jenis kegiatan bermain, tetapi sebaiknya orangtua memilih kegiatan bermain yang tepat dan sesuai dengan usia anak agar tidak membuat frustrasi. Kegiatan bermain terdiri atas bermain aktif dan pasif. Kegiatan bermain aktif yaitu kegiatan yang memberikan kesenangan dan kepuasan kepada anak melalui aktivitas yang mereka lakukan sendiri. Sedangkan bermain pasif yaitu Kegiatan bermain yang tidak terlalu banyak melibatkan aktivitas fisik dan bukan berdasarkan kegiatan yang dilakukan sendiri seperti menonton televisi.
Berdasarkan jenis Kegiatan bermain tersebut, orangtua dapat lebih selektif memilih kegiatan seperti memilih mainan yang sesuai dengan usia anak agar tidak membuat anak frustrasi. Misalnya, bayi tertarik dengan mainan yang bergerak dan memiliki bunyi atau suara. Jadi ajaklah bayi untuk menggoyangkan mainan berbunyi atau kunci akan menstimulasi mereka. Semakin bertambahnya usia dapat direkomendasikan mainan bertekstur yang dapat disentuh dan diremas contohnya boneka. Kemudian berkembang ke permainan balok, lego, membaca atau bermain kata.
Setiap pertambahan usia anak, biasanya anak akan semakin bertambah kompleks dari segi permainan dan mulai berkompetisi di dalamnya. Selain itu, untuk mengoptimalkan kegiatan bermain, orangtua dapat memilih alat permainan yang mampu menstimulasi dan menarik minat anak sekaligus dapat digunakan lebih dari satu aktivitas. Misalnya memilih alat permainan yang sifatnya edukatif dan dapat digunakan secara terampil sesuai dengan perkembangan pemikirannya.
Sesuai Usia. Ditambahkan Ristriarie Kusumaningrum, M.Psi, psikolog anak dari Sekolah Cikal, beberapa contoh Kegiatan bermain yang dapat dilakukan dengan melihat tahap perkembangan usia anak di antaranya
Dari lahir hingga 4 bulan
Membaca, bercerita, mendongeng dengan media atau tanpa media apapun misalnya hanya gerakan dan mimik wajah pencerita
Memindahkan obyek yang dilihat bayi perlahan-lahan dan berulang-ulang
Menyanyikan lagu anak-anak dengan frase yang diulang dilengkapi dengan mimik wajah.
Usia 4-6 bulan
Bermain boneka dengan memeluk atau menjadikan tokoh cerita
Memainkan musik dengan ritme berbeda
Membacakan buku sambil memperlihatkan buku tersebut dengan konsep warna warni atau bertekstur
Memperkenalkan anak dengan barang yang memiliki tekstur berbeda-beda. Hal ini bermanfaat untuk menstimulasi sensorik terutama indera perabaannya.
Usia 6-18 bulan
Berkomunikasi verbal dengan cara berbicara menggunakan intonasi yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan agar anak dapat mengenal variasi bunyi dan kata
Membawa anak ke tempat-tempat baru sehingga ia dapat berkenalan dengan orang-orang di sekitarnya dan belajar untuk mengenal nama orang tersebut.
Bernyanyi bersama anak Bermain petak umpet yang ringan seperti menutup mata atau menutup wajah Anda dan kejutkan ia dari balik kain untuk melatih respon anak.
Usia 18-24 bulan
Bermain sambil mengajarkan anak untuk mengenal warna dan bentuk sekaligus memperkaya kosakata anak. Misalnya memiliki permen berwarna merah? Itu warna mobilnya hijau ya?
Mengenalkan kepada anak mengenai berbagai jenis alat tulis seperti pensil, pensil warna, ballpoint, krayon dan kertas
Menanyakan pertanyaan seperti “di mana, mengapa, kapan, siapa, apa" saat membacakan dongeng untuk anak.
Mulai bermain peran atau sandiwara dengan anak, dengan tujuan memperkenalkan berbagai kegiatan atau profesi yang ada di dalam kehidupan seperti menjadi dokter, guru atau polisi.
Usia 24-36 bulan
Ketika mengajak anak membaca buku, ajak si anak untuk turut serta dalam cerita dengan menanyakan pertanyaan yang berhubungan. Tekankan berbagai arti kata ketika membacanya agar anak lebih mengenal banyak kosakata.
Bermain bola, olahraga sepeda atau aktivitas fisik lainnya
Bermain dan berjalan-jalan di sekitar pantai atau alam terbuka.
Usia 3-5 tahun
Lebih sering mengajak anak untuk bermain dengan anak lain agar anak dapat belajar untuk berbagi
Memainkan permainan yang memiliki aturan untuk mengajarkan tentang peraturan kepada anak.
Membatasi waktu menonton televisi menjadi 1-2 jam per hari dan menonton bersama untuk menciptakan hubungan saling interaktif Ketika anak Anda semakin berkembang ke arah positif, tawarkan pilihan permainan lain yang lebih menantang dan mengasah perkembangan kognitif seperti membaca buku atau bermain puzzle.
Sebaiknya orangtua menyediakan waktu untuk bermain bersama anak dan mendiskusikan apa saja yang telan dilalui hari itu. Dorong si kecil untuk menjelaskan dan mengeksplorasi pengalaman barunya.
Usia 5 tahun ke atas
Anak dapat bermain balok, membaca buku cerita, bermain lego atau motorik halus seperti menggarnbar.
Permainan yang bersifat fisik sebaiknya lebih ditingkatkan untuk menjaga stamina dan kekuatan fisik anak. Seperti berolahraga ringan di antaranya bermain bola atau sepeda
Permainan yang sifatnya menang-kalah atau kompetisi. Pada usia ini, anak mulai berinteraksi satu sama lain dengan teman sebaya. Mereka akan merasa nyaman ketika bermain bersama teman-temannya dibandingkan bermain sendiri. Widi
Sumber: Info Kecantikan