Batuk dan pilek adalah penyakit yang umum dialami oleh bayi dan anak-anak. Umumnya anak bisa mengalami 6 hingga 12 kali dalam satu tahun, atau dengan kata lain, hampir tiap 1 – 2 bulan sekali bayi dan anak bisa terserang batuk pilek.
Pencetus batuk pilek pada anak memang sulit ditentukan karena banyak faktor penyebab. Beberapa di antaranya adalah :
- Tertular anggota keluarga dekat. Orang tua, pengasuh atau anggota keluarga lain yang serumah harus membiasakan diri segera menggunakan masker begitu flu menyerang supaya tidak menular pada anak.
- Tertular teman di day care, sekolah, tempat bermain. Public area tempat anak banyak beraktivitas sangat memungkinkan anak mudah tertular batuk pilek dari teman-teman sepermainannya.
- Penggunaan penyejuk udara (AC) di malam hari dapat menimbulkan reaksi alergi yang membuat hidung anak tersumbat, menjadi sulit bernafas sehingga anak kemudian bernafas lewat mulut.
- Penggunaan kipas angin di kamar yang lalu meniupkan debu ke seluruh penjuru kamar.
- Lingkungan yang kurang sehat, polusi tinggi, ada perokok aktif dalam rumah, dll.
- Konsumsi makanan yang kurang sehat, misalnya jajan sembarangan, makanan ringan yang membuat tenggorokan gatal, dll.
Karena frekuensinya cukup sering, orang tua sebaiknya paham betul bagaimana menangani anak batuk pilek dengan benar, termasuk penggunaan obat-obatan. Jika tidak, dapat dibayangkan, bayi dan anak akan minum obat hampir tiap bulan.
Batuk
Sebenarnya, batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh dimana refleks batuk dapat membantu mengeluarkan dengan cepat suatu benda yang ada di dalam saluran nafas. Tersedak, infeksi atau lendir yang berlebihan akan dilkeluarkan oleh tubuh melalui mekanisme batuk. Penyebab batuk pada bayi dan anak biasanya adalah virus parainfluenza, respiratory syncytial virus (RSV) dan virus influenza. Batuk juga dapat muncul karena peningkatan produksi dahak yang dipicu oleh infeksi virus atau alergi.
Lamanya batuk tergantung dari masing-masing penyebab. Batuk yang disebabkan oleh inveksi virus bisa berlangsung hingga 2 minggu. Bisa menjadi lebih lama jika anak sensitif atau alergi.
Pilek
Gejala pilek biasanya ditandai dengan tersumbatnya saluran pernafasan (hidung tersumbat), temperatur tubuh naik atau demam ringan, bersin-bersin, ingus yang cair keluar dari hidung, sakit tenggorokan sehingga sulit menelan, suara serak dan batuk-batuk.
Pilek sebenarnya bukan merupakan penyakit berat, namun terkadang sangat mengganggu.
Atasi dengan Benar
Batuk dan pilek pada bayi dan anak-anak terutama disebabkan oleh infeksi virus. Sesungguhnya tidak ada satu obatpun yang dapat menyembuh batuk pilek, karena hingga saat ini tidak ada obat antivirus untuk batuk dan pilek. Obat batuk pilek yang tersedia di pasaran sebenarnya hanya berfungsi untuk meringankan gejala batuk pilek yang kadang bisa sangat mengganggu, menyebabkan anak tidak dapat beristirahat dan makan dengan baik.
Karena disebabkan oleh virus, maka batuk pilek pada bayi dan anak sifatnya self-limiting atau dapat sembuh sendiri. Yang dapat menyebabkan sembuh daribatuk pilek adalah daya tahan tubuh anak itu sendiri. Karenanya upaya meningkatkan daya tahan tubuh anak merupakan poin yang sangat penting untuk mempercepat proses pemulihan.
Lakukan hal berikut untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak yang sedang batuk pilek :
- ASI hingga usia 2 tahun. Antibodi yang terdapat dalam ASI mampu melawan infeksi virus yang menyebabkan batuk pilek.
- Makanan bergizi seimbang dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin seperti apel, jeruk, kiwi, buah naga, dll.
- Istirahat yang cukup. Bantu anak untuk lebih banyak beristirahat selama sakit. Kurangi porsi bermain dan pilih permainan yang tidak terlalu menguras energi. Jika perlu, anak tidak usah bersekolah dulu.
- Jemur pagi. Sinar matahari pagi ternyata dapat meningkatkan kekebalan tubuh si kecil karena selama terpapar sinar matahari pagi, tubuh mengeluarkan lebih banyak sel darah putih.
Sayangnya, seringkali gejala yang dialami anak yang sedang batuk pilek terasa begitu mengganggu. Hidung tersumbat dan batuk yang terus menerus membuat anak malas menyusu, malas makan dan tidak dapat tidur dengan baik. Padahal seperti yang telah diutarakan di atas, ketiga hal tersebut – ASI, makan dan istirahat – sangat diperlukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Dalam kondisi seperti ini, usaha untuk meringankan gejala, baik terapi non farmakologis / non obat ataupun terapi farmakologis / obat diperlukan untuk membuat anak lebih nyaman.
Terapi non farmakologis / non obat
Adalah terapi yang dilakukan untuk meringankan gejala batuk pilek pada anak yang tidak menggunakan intervensi obat-obat kimia. Terapi non farmakologis harus diusahakan semaksimal mungkin terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menggunakan terapi farmakologis / terapi obat.
Banyak hal yang ternyata dapat dilakukan orang tua di rumah (home treatment) untuk membantu mengurangi gejala batuk pilek yang diderita anak. Diantaranya :
Jemur pagi
Selain dapat meningkatkan kekebalan tubuh, sinar matahari juga akan menghangatkan saluran pernafasan si kecil sehingga bisa membantu mengencerkan lendir.
Banyak minum
Tingkatkan asupan cairan pada anak dengan memberinya minum lebih banyak: ASIP, air putih, juice buah. Dengan cara ini, anak terhindar dari dehidrasi, mencegah agar tenggorokan tidak kering serta dahak lebih encer sehingga mudah dilkeluarkan.
Mandikan anak dengan air hangat
Selain tetap menjaga kebersihan tubuh si kecil meskipun sedang sakit, mandi dengan air hangat dapat meningkatkan kelembaban udara dan meringankan batuk.
Terapi uap
Dapat membantu melembabkan udara sehingga membantu melegakan nafas dan mengencerkan lender, lendir jadi mudah dikeluarkan. Caranya : taruh baskom berisi air panas di sudut kamar. Tetesi dengan minyak kayu putih atau minyak lainnya. Biarkan uap memenuhi ruangan dan terhirup oleh si kecil. Sebaiknya AC dimatikan atau jika sangat diperlukan, suhu diatur sedemikian rupa supaya uap tetap terasa dan efektif.
Oles Balsam / Minyak
Hangatkan dada si kecil dengan mengoleskan balsam atau minyak yang sesuai. Cara ini dapat membantu mengencerkan dahak dan melegakan saluran nafas. Pilih produk yang sesuai usia, sehingga anak nyaman dan bukannya jadi kepanasan. Contoh balsam yang bisa dipakai antara lain, Vick Vaprub (sesuaikan dengan usia karena efeknya cukup panas), Transpulmin BB, dll. Sedangkan minyak yang bisa dipakai antara lain : minyak telon, minyak kayu putih, dll.
Berkumur
Untuk anak yang lebih besar, berkumur dengan air garam dapat mengurangi rasa sakit di tenggorokan.
Atur letak bantal
Pada bayi, gunakan bantal yang lebih tinggi pada saat tidur untuk membantu melegakan hidung yang tersumbat.
Bantu anak mengeluarkan ingus yang meler
Bayi belum dapat diminta untuk menghembuskan hidung sehingga ingus bisa keluar. Padahal ini dapat membantu bayi bernafas lebih lega. Karenanya seka hidung bayi yang beringus dengan tisu atau sapu tangan. Tekan-tekan dengan lembut batang hidungnya (jangan terlalu keras ya ). Tekanan lembut ini dapat membantu mengeluarkan lendir. Untuk membersihkan bekas lendir yang mengering di sekitar lubang hidung, gunakan cotton bud basah dan seka perlahan-lahan. Jangan memasukkan cotton bud terlalu dalam.
Penyedot ingus
Untuk membantu mengeluarkan ingus, di pasaran juga tersedia penyedot ingus (nasal aspirator / nose cleaner). Penggunaannya masih jadi perdebatan karena ada yang berpendapat dapat merusak jaringan dalam hidung. Jika ingin menggunakan, pilih yang berbentuk botol karet kecil dengan ujung plastik untuk menyedot. Model ini menggunakan tekanan udara dari pompa karet untuk membantu menarik ingus dalam hidung. Model ini lebih baik dibanding penyedot ingus model tabung yang dilengkapi dengan selang panjang, dimana penyedot ingus menggunakan tekanan udara dari mulut yang dapat menyebabkan perpindahan bakteri. Gunakan produk dari merek khusus bayi. Baca petunjuk penggunaannya dengan baik. Sterilkan dulu sebelum dipakai. Masukkan ujung penyedot ke dalam lubang hidung, namun jangan terlalu dalam. Lakukan dengan lembut agar tidak mengiritasi hidung bayi. Pastikan alat dicuci bersih dan disterilkan setelah digunakan.
Lendir yang lebih encer akan lebih mudah dikeluarkan anak lewat bersin, ingus di hidung yang meler, batuk atau masuk ke dalam saluran cerna anak. Beberapa anak menggunakan efek muntah untuk membantu mengeluarkan lendir. Karenanya, orang tua tidak perlu panik jika anak yang sedang batuk pilek mendadak jadi lebih sering muntah. Yang penting pastikan asupan cairan dan makanan sesuai dengan jumlah frekuensi muntah. Jangan sampai anak dehidrasi dan kurang gizi karena sering muntah tapi tidak diimbangi dengan masuknya cairan dan makanan yang cukup.
Terapi Farmakologis / obat
Terapi farmakologis / obat dapat digunakan jika terapi non farmakologis belum membuahkan hasil yang maksimal. Ada terapi obat yang dapat dibeli sendiri di apotek untuk swamedikasi, ada terapi obat yang harus berdasarkan resep dokter atau atas diskusi dengan Apoteker.
Untuk keperluan swamedikasi, penggunaan obat sebaiknya hanya jika betul-betul diperlukan dan disesuaikan dengan gejala. Beberapa obat yang dapat moms gunakan adalah :
- Larutan obat tetes NaCl fisiologis 0,9 %. Dapat dibeli bebas di apotek. Berguna untuk melembabkan membran hidung yang kering dan meradang karena pilek, alergi atau kelembaban udara yang rendah. Larutan NaCl ini akan bekerja mengurangi sekresi mukosa sehingga membantu membuang ingus dari hidung. Teteskan 1-2 tetes pada masing-masing lubang hidung. Dapat diulang beberapa saat kemudian atau paling tidak 3 kali sehari. Meskipun produk ini dapat digunakan untuk anak dan bayi usia 1 bulan ke atas, penggunaannya harus tetap hati-hati pada bayi yang usianya masih sangat muda.
- Paracetamol . Merupakan obat antipiretik atau penurun panas yang aman digunakan pada bayi dan anak. Sebaiknya hanya digunakan jika anak mengalami demam diatas 38,5 C. Kurang dari suhu itu, sebaiknya optimalkan terapi non obat untuk atasi demam.
Obat Over The Counter (OTC)
Penggunaan obat batuk pilek yang banyak dijual bebas sebaiknya tidak sembarangan. Food and Drug Administration (FDA) sangat menganjurkan agar orang tua menghindari penggunaan obat batuk pilek yang banyak dijual bebas di pasaran bagi anak-anak di bawah 2 tahun karena potensi efek samping yang dapat membahayakan bayi dan anak < 2 tahun. Di Indonesia sendiri, anjuran FDA tersebut diimplementasikan dengan penetapan dosis yang dimulai dari anak usia 2 tahun. Demi keamanan, orang tua sebaiknya tidak melanggar aturan dosis yang tertera di kemasan obat dengan mencoba-coba memberikan obat OTC ini pada anak usia kurang dari 2 tahun dan memodifikasi sendiri dosis (dosis dikurangi sendiri) tanpa dasar yang tepat.
Antibiotik
Penggunaan antibiotik pada batuk pilek yang disebabkan oleh infeksi virus sangat tidak memiliki dasar. Selain antibiotik tidak akan memberikan efek terapi, efek samping dan resiko resistensi harus menjadi pertimbangan dalam penggunaan antibiotik pada batuk pilek karena infeksi virus.
Karenanya, orang tua sebaiknya mengutamakan dan mengoptimalkan terapi non farmakologis sedemikian rupa dalam menangani bayi dan anak dengan batuk pilek. Jika batuk pilek masih terus berlangsung lebih dari 7 hari meskipun berbagai terapi non farmakologis telah diupayakan, atau jika gejala tampak berat dan sangat mengganggu, sebaiknya segera bawa anak ke Dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Sumber : http://sobatobat.blogspot.com/2012/07/batpil-pada-anak-atasi-dengan-benar.html